BISNIS KULINER 4.0

Revolusi industri 4.0 merupakan fase revolusi
teknologi yang mengubah cara beraktivitas
manusia dalam skala, ruang lingkup,
kompleksitas, dan transformasi dari
pengalaman hidup yang sebelumnya. Prinsip
dasar revolusi industri 4.0 adalah
menggabungkan mesin, alur kerja, dan sistem
dengan menerapkan jaringan cerdas di
sepanjang rantai dan proses produksi. Hal ini
bertujuan untuk mengendalikan satu sama
lain secara mandiri. Perkembangan teknologi
yang pesat akan mendorong perubahan
perilaku masyarakat, dan peningkatan
kebutuhan akan mendorong berubahnya dan
terciptanya peluang bisnis dan pekerjaan
baru.


Perusahaan berlomba-lomba untuk berlari
dari konvensional menuju digital. Contohnya
Alibaba yang sekarang menerapkan digital
commerce, digital media and entertainment,

teknologi, retail, financial services, customer
insight, travel and ticketing, automotive, dan
healthcare.
Bisnis di Indonesia pun kini lebih banyak
berbasis digital. Pertumbuhan startup (bisnis
rintisan yang biasanya berbasis digital) pun
tak terbendung, dengan modal laptop dan
internet Anda sudah bisa memiliki bisnis Anda
sendiri! Bahkan sekarang usaha makanan pun
sudah memasuki dunia digital dengan
memanfaatkan ojek online atau memiliki
aplikasi pemesanannya sendiri.
Kemajuan teknologi dan pesatnya
perkembangan inovasi di seluruh belahan
dunia telah menghasilkan revolusi yang kita
sebut dengan revolusi 4.0. Dimana revolusi
tersebut dipengaruhi oleh maraknya
perkembangan teknologi serta internet.
Di era Marketing 4.0, sebuah brand tidak
hanya mengedepankan branding bagus,
tetapi juga konten yang relevan sesuai
dengan harapan customer dan mampu
menampilkan konten yang bagus dengan

kemasan yang terkini dan bagus. Jadi
Marketing 4.0 tujuan utamanya adalah
memenangkan advokasi customer.
Dalam dunia kuliner, strategi Marketing 4.0
sudah mulai banyak dipakai oleh beberapa
brand. Perusahaan mendorong customer
untuk mengupload foto makanan/ minuman
dan memberikan testimoni atau advokasi
secara online melalui social media. Tujuannya
adalah agar calon customer yang belum
mengenal produk atau yang masih ragu-ragu
untuk mencoba menjadi lebih percaya dan
akhirnya mau membeli. Jadi perusahaan
mulai mengoptimalkan peran customer untuk
menjadi tim penyebar kabar baik. Banyak
tawaran menarik yang diberikan kepada
customer agar mereka mau bercerita melalui
social media, seperti diskon langsung,
voucher makan selanjutnya, dan cara-cara
lainnya.


Sejauh mana UMKM lokal siap menghadapi
revolusi Industri tentu akan sulit untuk
dilakukan jika para pemilik UMKM lokal terus

menerus terikat dengan rutinitas
konvensional yang membatasi ruang
inovasinya, terlebih di industri kuliner saat ini.
Di mana kreativitas dan inovasi adalah sebuah
kata kunci ajaib untuk keberlanjutan usaha
kulinernya. Di mana telah tumbuh sebuah
kebiasaan untuk merasa cepat bosan akan
jenis makanan tertentu.
Kenapa Industri 4.0 Penting bagi Industri
Kuliner?

Revolusi Industri 4.0 menjadi lompatan besar
bagi sektor Industri Kuliner terutama bagi
para UMKM. Semuanya menjadi serba
digitalisasi, tak hanya pada proses produksi
namun teknologi dapat dimanfaatkan untuk
melahirkan sebuah bisnis kuliner yang dapat
dikenal banyak orang dan memiliki cerita yang
melekat bagi audiensnya.

Sehingga di era 4.0 ini para UMKM Kuliner
dituntut untuk terus kreatif dan berinovasi

dengan memanfaatkan platform digital,
UMKM dapat mengikuti setiap perubahan
dan mengefisiensikan waktu dan tenaganya
untuk hal yang memiliki dampak lebih besar.
Sedangkan sejauh ini menurut data Ekonomi
Bisnis, hanya sekitar 20% produsen makanan
dan minuman yang siap untuk menerapkan
industri 4.0.


Dan untuk saat ini pun Persaingan dunia
kuliner yang demikian ketat menuntut
pebisnis kuliner harus bisa memanfaatkan
customer dan semua pihak terkait untuk mau
bekerjasama meningkatkan brand awareness
secara online dan offline. Jadi jangan heran
jika saat ini banyak brand menggunakan jasa
food blogger untuk meningkatkan brand
awareness dan angka penjualannya. Budget
marketing yang dimiliki perusahaan mulai
banyak dialokasikan dalam dunia online
karena mereka yakin bahwa netizen punya
potensi yang besar.


Ingat bahwa Marketing 4.0 tidak hanya bicara
tentang strategi online tetapi juga offline. Jadi

pebisnis harus tetap memikirkan brand
activation agar bisa bertemu langsung dengan
customer. Biasanya setelah acara offline
brand activation dilaksanakan, maka acara
tersebut harus dikomunikasikan secara
online. Ini juga akan membuat content yang
ada di media online semakin menarik dan
yang paling penting agar netizen juga
mengerti semua acara offline yang diadakan
oleh perusahaan.


Mau tidak mau Marketing 4.0 memang harus
dijalankan agar sebuah brand bisa
memenangkan persaingan. Pebisnis harus
mulai berani melakukan gebrakan dan
membuat strategi yang berbeda dengan
kompetitor. Jangan selalu berpikir yang pada
umumnya tetapi harus membuat strategi
yang out of the box baik untuk online maupun
offline.


Dalam menghadapi industri 4.0 para pelaku
UKM harus mampu beradaptasi dengan
kemajuan teknologi agar tidak tertinggal oleh
yang lain. Pelaku UKM diharuskan memahami

teknologi setidaknya untuk mempertahankan
usahanya, jika tidak mampu bersing,
kemungkinan gulung tikar sangat besar.
sama seperti hal nya dengan Coach Ben yang
sudah banyak membantu para pengusaha di
berbagai bidang industri . Siapa kah Coach
Ben ? Coach Ben adalah salah satu Master
Business yang selama 17 tahun ini sudah
banyak meng-coaching para pengusaha
kuliner yang dari awal belum menjadi apa-apa
hingga saat ini membuat perusahaan mereka
bekerja semakin meningkat dan menghasilkan
banyak profit .